Fitnah Wanita

Kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, wanita ujian terbesar dan terberat bagi lak-laki. Karenanya banyak yang tidak selamat. Muara dari kegagalan laki-laki menghadapi ujian ini memang zina tapi ini benar-benar paling ujung. Tidak semua orang terseret hingga ke muara. Ada yang hanyut beberapa jengkal, ada pula yang kecipak-kecipik di pinggiran atau hanya berupa memandang dengan tatapan berhasrat dari kejauhan.

Ujian itu terasa kian berat karena ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tak menyebutkan batasan umur bagi para lelaki yang bakal menghadapi ujian itu. Pada kenyataannya memang begitu. Godaan ini akan tampak berefek bukan hanya pada pemuda yang masih perkasa tapi juga pada kakek-kakek yang bahkan untuk mengunyah pun terasa susah. Tingkat pengaruhnya bisa jadi memang tidak sama tapi efeknya masih tetap terasa.

Tidak heran jika Said bin Al-Musayyib, seorang ulama yang merupakan murid para sahabat, pada umurnya yang sudah tua renta masih saja mengeluhkan beratnya godaan wanita. Beliau berkata:

“Tak ada sesuatu yang lebih kutakuti melebihi –godaan- wanita.”

Selain tak mengenal batasan umur, godaan ini juga memiliki pengaruh yang sama meski ada beberapa faktor yang seharusnya bisa menghalanginya: menikah dan ilmu agama. Memang benar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bertutur bahwa menikah akan membuat seseorang lebih terjaga.

“Wahai para pemuda. Siapa di antara kalian yang mampu menikah maka menikahlah. Karena menikah lebih mampu menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan.” (HR. Bukhari no. 5066)

Hanya saja, sifatnya hanya sebagai solusi agar lelaki lebih mampu menahan diri. Bukan jaminan bahwa dengan menikah seseorang akan terbebas dari fitnah wanita sama sekali. Semuanya kembali pada diri sendiri, apakah mau memanfaatkan “pagar” yang dibuatkan syariat atau tetap berkeinginan melompatinya untuk menuruti hasrat yang dipancing setan dari kejauhan.

Ilmu agama pun demikian. Ahli ibadah dan paham agama bukanlah kategori yang tidak disertakan dalam ujian ini. Justru bisa jadi muatan ujian yang dibawa jauh lebih besar. Andai saja dengan status ustadz atau kiai seseorang tidak lagi diincar setan dengan panah godaan yang satu ini, alangkah beruntungnya pemilik status tersebut.

Tapi nyatanya tidak seperti itu. Sahmul iblis yang satu ini tetap akan ditembakkan kepada siapapun, termasuk kepada ahi ibadah dan berilmu. Makanya janga heran jika terjadi kasus seorang laki-laki yang sudah beristri dan terlihat paham agama masih tergoda dengan wanita lain. Bahkan dalam sebuah artikel dikisahkan bahwa sepasang muda-mudi penghafal Al-Qur’an berzina.

Ada yang sampai berzina, ada pula yang hanya menjalin hubungan mesra atau sekedar suka meski tak disertai –belum mendapat kesempatan- ungkapan dalam bentuk apa-apa.

Potret-potret Fitnah Wanita

Harap jangan dipahami bahwa fitnah wanita gambarannya melulu seperti ini: si lelaki pasif didatangi wanita penggoda yang memamerkan auratnya lalu mengajaknya berzina. Godaan frontal nan sporadi semacam ini bisa jadi malah membuat lelaki ngeri.

Fitnah itu bisa muncul dan menimbulkan semacam korsleting di hati seorang laki-laki meski hanya melalui pandangan atau intensitas pertemuan, padahal si wanita tidak berbuat apa-apa bahkan mungkin tidak menyadarinya.

Kantor: Taman Fitnah
Teman saya bercerita bahwa rekan-rekannya di kantor tak sedikit yang menjalin hubungan gelap dengan rekan wanitanya walaupun sang lelaki sudah menikah. “Wajarlah” karena intensitas pertemuan, saling bercanda “ringan”, saling curhat, dan kebersamaan dalam kerja sama dalam durasi kerja bertahun-tahun telah menjadi penyubur benih fitnah di antara mereka.

Di rumah, terbayang lah wajah sang wanita yang merupakan teman kerjanya itu. Pada saat yang sama terkikislah “rasa” kepada istrinya yang sah.

Suamiku Seorang Facebooker

Dan facebook pun telah menjadi taman fitnah bagi sang suami, sebuah jejaring sosial yang sangat mudah masuk ke rumah atau ke kamar tidur.

Bisa jadi raga sang suami ada di rumah namun sebagian hatinya tertinggal di facebook bersama wanita lain. Bisa jadi ia bercanda dengan istrinya di kamar namun terasa hambar karena pada saat yang sama ia sedang bercanda ria nan gurih bersama wanita lain di wall facebook dengan akun yang tidak diketahui sang istri.

Ini tak hanya terlakoni oleh mereka, para suami, yang tak mengenal agamanya namun mereka yang sudah lama duduk di majelis ilmu pun menjadi tokoh utama dalam episode murahan ini.

Mereka tak malu mengobral canda/mesra baik “ringan” hingga ke level vulgar baik di status maupun note, terlebih via inbox yang kelihatan lebih “aman” dari pantauan publik. Jika anda melihat para pembawa risalah ilmu, termasuk mereka yang dipanggil ustadz bermudah-mudahan dengan wanita, maka itu bukanlah pembenaran terhadap apa yang mereka lakoni tersebut.

Maksiat tetaplah maksiat dan wanita tetaplah wanita dengan berbagai kemilau godaan syaitan yang serba “memperindah” wanita baik tutur kata, suara, apalagi bahasa tubuhnya. Pada saat yang sama, lelaki tetaplah lelaki yang jiwanya melemah di hadapan wanita, di balik kejantanannya sebagai laki-laki, entah dia sudah menikah atau belum, entah di pemuda atau pun kakek-kakek.

Mengidentifikasi masalah adalah langkah bijak. Apa penyebab para suami terfitnah dengan wanita di dunia maya.

1. Adanya wanita dalam friendlist

Keberadaan wanita dalam akun tentu akan memberi “warna” tersendiri. Status mereka yang beragam lafadznya akan muncul memenuhi beranda dari status keluhan ringan, berat hingga kabar kegiatan harian, dan lain-lain. Sebagai contoh:

“Hhmmm. Baru aja aq bersihin kamar. Wangi. Sekarang mau ngapain ya..”

“Dingiiiiiin. Pengennya yang hangat-hangat.”

“Mandiii ujaaaaaaaan, yuk . . .”

“Misuaku lagi pergi padahal aku pengen ditemenin ^.^ . . .”

Lantas datanglah komentar sang suami yang terpancing oleh status-status di atas. Terjadilah obrolan ringan. saling memberikan senyum dan perhatian. Apakah hanya kali itu? Tidak. Berlanjut pula obrolan hari esoknya. Lebih serius lagi via inbox agar tak terlacak publik.

Status nasehat agama dan berbagi ilmu yang dipublish suami mengundang decak kagum dan perhatian para akhwat. Terjadilah dialog plus candaan ketawa-ketiwi, terbahak-bahak. Berlanjut via inbox meminta nomor yang katanya bisa dihubungi kalau “ada apa-apa” nantinya. Ini pun terjadi pada mereka yang bergelar (atau digelarkan) ustadz (atau ustadz jadi-jadian).

2. Adanya wanita penggoda
Namanya dunia maya apalagi hanya sekedar akun facebook tak bersih fiktif. Tak sedikit akun-akun fiktif yang dibuat untuk menggoda laki-laki atau menjerumuskan penuntut ilmu dalam fitnah apalagi mereka yang aktif dan begitu intens di dunia maya.

Saya dikisahkan, fulan –sebut saja namanya Rangga- dekat dengan pemilik akun fulanah –sebut saja namanya Bunga-.

Bunga, di akunnya, memiliki nama yang indah. Status-status dan note bagus yang ia copas tanpa menyertakan sumber telah mampu menarik hati laki-laki. Berduyun-duyunlah kaum adam mampir untuk “bermajelis” di status dan notes si Bunga. Beragam komentar. Dari komentar yang dianggap kalem hingga penuh “warna”.

Tertariklah Rangga kepada Bunga yang dianggapnya shalehah. Obrolan di inbox berlanjut via handpone. Tak hanya itu, si Bunga mengirimkan foto-fotonya kepada Rangga. Lalu, karena kebersamaan dan keakraban, berniat lah Rangga melamar si Bunga.

Keduanya semakin asyik dan larut dalam adegan murahan ini. Sampai larut malam pun keduanya tetap asyik berkomunikasi mengumbar suaranya masing-masing.

“Aku mencintaimu karena Allah,” demikian tutur Rangga di pulau seberang kepada Bunga.

“aku pun siap dimadu,” jawab Bunga kepada Rangga.

Rangga lebih intens lagi mencari info tentang Bunga apalagi setelah mendapat kabar dari Bunga bahwa banyak ikhwan yang tergila-gila padanya. Rangga lantas menghubungi nama-nama ikhwan tersebut untuk memperjelas bagaimana hubungan mereka dengan Bunga.

Sebagian dari mereka tidak tahu apa-apa tentang Bunga dan tidak pernah berkomunikasi bahkan menjalin hubungan dengan Bunga, apalagi tertarik. Sebagian yang lain mengakui bahwa mereka dekat dengan Bunga dan juga menjalin status BMU (Bermesra Dalam Ukhuwah). Mereka pun mengakui bahwa mereka akan menikah dengan Bunga.

Dari informasi yang didapatkan dan berbagai indikasi diketahuilah bahwa Bunga sedang mempermainkan banyak laki-laki. Foto-foto yang dikirimkannya kepada Rangga adalah foto wanita lain yang ia ambil dari situs-situs yang ada. Dia pula menghubungi banyak laki-laki dan bermesraan suara dengan mereka. Tak hanya itu, kepada mereka yang sudah menikah, dia mengungkapkan bahwa dia siap dimadu.

Anehnya, kepada lelaki yang dekat dengannya, Bunga mengaku bahwa saya -penulis- termasuk laki-laki yang tergila-gila padanya kemudian mengajaknya berta’aruf lalu melamarnya dengan menghadirkan orang tua saya. Tentu ini tidak benar.

Ini dari mereka yang mengenyam ilmu. Lantas bagaimana dengan akun yang memang disetting untuk menjajakan zina?

3. Teman Sekantor.

Keakraban di kantor kini berlanjut di dunia maya sebagai langkah yang dianggap aman. Janjian bertemu di suatu tempat dibicarakan via inbox FB. Wanita, teman kerjanya itu, curhat. Suami pun juga curhat tentang rumah atau tentang istrinya, atau tentang tema lain yang dianggap asyik untuk dibicarakan.

4. Foto-foto si cantik.

Foto-foto si cantik nan seksi bertebaran di facebook baik dari siswi SMP, SMA, Mahasiswi maupun mereka yang khusus menjajakan seks. Bagian-bagian tubuh tertentu yang sensitif difokuskan untuk menarik perhatian laki-laki. Mereka pun menampilkan nomor handpone sehingga semakin tergodalah kaum adam. Dan ini berhasil untuk membobol pertahanan para suami.

5. Wanita yang curhat.

Ada motif lain yang menjadi salah satu modus kenapa para suami terjerat atau terjebak dalam cinta dunia maya. Para suami yang menyebarkan status/note ilmu agama telah menjadi tempat yang asyik bagi para akhwat untuk curhat. Tentu saja ini dilakukan via inbox umumnya. Sikap suami yang begitu terbuka dan “wellcome” terhadap sapaan dan curhatan para akhwat telah menjadi pupuk yang menyemikan kasihan awalnya lalu berubah menjadi asmara. Ditambah pula dengan kekaguman sang akhwat padanya, godaan syaitan menjadi komplit.

6. Masalahnya mungkin ada pada istri

Tidak menutup kemungkinan bahwa alasan para suami mengintip “rumput” tetangga yang lebih hijau dan segar dan memilih dunia maya sebagai pelarian bermula dari masalah-masalah yang ada di rumah, atau lebih khusus lagi bermula dari istri. Entah masalah itu “berwarna” apa atau apalah namanya.

Istri Menjadi Korban Cemburu

Jika seorang istri tak cemburu maka ada yang mesti dipertanyakan dengan cintanya karena cemburu akan berbanding lurus dengan cinta. Dusta jika ada yang mencintai namun tak ada benih-benih cemburu yang menunas di hati.

Cemburu, pula, adalah ranting-ranting asmara. Ia memberi sinyal bahwa kita adalah pecinta. Namun pada frekuensi yang meninggi, ia akan menjadi silet yang menyesakkan dada dan menggoreskan luka di hati.

Kembali ke topik, suami yag terfitnah oleh wanita adalah sebuah masalah. Tak boleh disepelekan dan dianggap enteng karena dapat memperuncing dan merenggangkan sebuah hubungan pasutri bahkan berujung pada perceraian. Bukankah tak sedikit perceraian dengan latar belakang cinta dunia maya?

Begitu kasihan si istri yang menjadi korban hati karena cemburu. Iya. Si istri begitu amat cemburu saat didapati bahwa lelakinya asyik mengobral asmara dengan wanita bahkan dengan mereka yang bertitel “akhwat” via inbox, di balik polos dan bersihnya wall profile. Ia hanya bisa menangis sendu. Bingung bagaimana menghadapi.

Begitu kasihan sang istri. Seolah dunia sedang menghimpit dadanya. Hatinya seolah-olah tertusuk panah tajam yang begitu panas dan menggoreskan perih karena didapati bahwa suaminya memiliki wanita lain dari penduduk dunia maya. Dan, sekali lagi, ia hanya bisa menangis sendu karena hatinya diliputi mendung bahkan petir yang menggemuruh.

[Dikutip dari naskah buku kami yang berjudul Hingga Engkau Mekar Jadi Mawar].

(src: Fachriy Aboe Syazwiena)


Related Post:

No comments:

Post a Comment

Silakan tinggalkan komentar yang positif, terima kasih.